SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN
Oleh : Sulasmi Rasyid
Oleh : Sulasmi Rasyid
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah kemampuannya untuk bereproduksi. Reproduksi bertujuan untuk menurunkan sifat-sifat genetik induk sekaligus menjaga keberlangsungan spesies di kemudian hari. Dari lima kingdom, makhluk hidup memiliki bermacam-macam cara reproduksi yang dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu aseksual dan seksual. Salah satu kelompok makhluk hidup yang melakukan keduanya adalah tumbuhan. Reproduksi tumbuhan dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi aseksual merujuk kepada proses reproduksi yang tidak melibatkan fertilisasi atau perpaduan dua sel kelamin, sehingga individu yang baru terbentuk akan mewarisi sifat genetik yang identik, kecuali jika terjadi mutasi. Kebalikannya, reproduksi seksual dilakukan melalui perpaduan gamet dari kedua induk yang disebut dengan fertilisasi. Individu yang baru akan memiliki sifat perpaduan dari kedua induknya.
Tumbuhan dapat melakukan reproduksi aseksual secara alami maupun buatan. Secara alami, reproduksi aseksual atau vegetatif terjadi pada batang dan daun. Pada batang, reproduksi vegetatif dapat berlangsung melalui umbi batang, rimpang, umbi lapis, umbi palsu (stolon), dan tunas batang.
Reproduksi Aseksual Alami pada Tumbuhan
Umbi batang merupakan modifikasi dari batang yang membengkak. Zat makanan tersimpan di sini. Umbi batang memiliki lekukan dan mata. Tiap mata bisa memiliki satu atau lebih tunas. Tanaman baru dapat berkembang dari tunas tersebut. Salah satu contoh umbi batang adalah kentang.
Rimpang atau rhizoma memiliki ruas dan buku pada tubuhnya. Buku adalah tempat tumbuh tunas. Tanaman rimpang bereproduksi dengan menghasilkan tunas. Tanaman rimpang memiliki batang yang berada di dalam tanah. Beberapa contoh rhizoma adalah jahe, kunyit, lengkuas, dan temulawak.
Tanaman yang memiliki batang yang menjalar di atas tanah disebut dengan stolon atau geragih, contohnya adalah stroberi. Tunas dapat tumbuh dari buku batang. Tunas yang tumbuh terpisah dapat menjadi individu baru.
Pada umbi lapis, bagian umbi pada tumbuhan memiliki banyak lapisan, contohnya pada bawang merah. Umbi lapis berkembang dari daun yang menebal, lunak, dan berdaging. Pada umbi lapis juga terdapat cakram dan kuncup. Kuncup yang tumbuh dapat membentuk umbi lapis yang kecil-kecil dan berkelompok di sekitar umbi induk yang disebut dengan siung. Jika siung dipisahkan dari induknya, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Terakhir, tumbuhan dapat melakukan reproduksi aseksual dengan menghasilkan tunas batang. Batang yang tumbuh di bawah tanah akan memiliki buku dan ruas. Buku yang dipisahkan nantinya dapat membentuk tanaman baru, contohnya pada tanaman krisan dan mint.
Selain pada batang, reproduksi aseksual tumbuhan juga dapat berlangsung dari daun, contohnya pada tanaman cocor bebek. Daun-daunnya terdiri dari lekukan di bagian tepi dan tunas dapat muncul dari lekukan tersebut. Jika bertemu dengan tanah lembab, tunas tersebut bisa tumbuh menjadi tanaman baru.
Reproduksi Aseksual Buatan pada Tumbuhan
Sementara itu, reproduksi aseksual buatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti merunduk, cangkok, menyambung, okulasi, dan stek.
Merunduk atau rundukan dilakukan dengan mengubur cabang atau batang tanaman yang lebih rendah di bawah tanah. Setelah beberapa hari, akar akan berkembang dari bagian yang terkubur tersebut. Kemudian, bagian ini dapat dipotong dari tanaman induk untuk tumbuh menjadi tanaman yang independen. Beberapa jenis tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan cara rundukan adalah melati, stroberi, dan bugenvil.
Selanjutnya, reproduksi aseksual tumbuhan bisa dilakukan dengan cangkok. Untuk melakukan cangkok, pertama adalah dengan mengelupas kulit tanaman berkayu. Setelah itu, bagian tersebut dibungkus dengan tanah, kemudian dirapatkan dengan sabut kelapa atau plastik hingga tumbuh akar. Setelah itu, tangkai dapat dipotong dan ditanam. Cangkok dapat dilakukan pada tanaman berkayu, seperti mangga dan rambutan.
Okulasi merupakan proses reproduksi aseksual yang dilakukan dengan menempelkan mata tunas dengan batang tanaman lain yang sejenis. Okulasi biasanya dilakukan untuk mendapatkan tanaman unggul.
Selanjutnya adalah reproduksi aseksual dengan stek. Stek dilakukan dengan memotong atau memisahkan bagian tanaman dari induknya untuk ditanam kembali dan menghasilkan individu baru. Berdasarkan bagian tanamannya, stek dapat dilakukan dengan cara stek batang (pada ketela pohon, bunga mawar), stek daun (pada cocor bebek), dan stek akar (pada tanaman sukun).
Reproduksi aseksual buatan terakhir adalah enten atau menyambung. Reproduksi ini dilakukan dengan cara menyambungkan budidaya tanaman ke tanaman lain. Bagian tanaman yang lebih rendah dan memiliki akar disebut stok, sementara bagian atas batang tanaman yang disambung disebut dengan entres. Entres dan stok yang dipotong secara diagonal akan digabungkan dengan erat menggunakan lilin. Beberapa hari setelahnya, tanaman gabungan tersebut akan tumbuh.
Semoga Bermanfaat.
Sumber : https://www.kelaspintar.id/
No comments:
Post a Comment