Wednesday, August 8, 2012

Cara Berfikir dan Bekerja yang Benar




Mengapa Penting bagi kita untuk memiliki dan mempraktekkan cara berfikir dan bekerja yang benar?
Cara berfikir yang benar akan menjadikan kita mampu untuk mengerti dan memahami kebenaran dari kenyataan. Cara berfikir yang benar akan membuat kita memiliki panduan bekerja yang tepat sehingga pada akhirnya kita dapat bekerja dengan benar. Cara berfikir yang belum benar menjadikan kita tidak dapat memahami secara sebenar-benarnya kenyataan dari persoalan yang dihadapi.
Misalnya, ada suatu permasalahan di kampus mengenai dosen yang seenaknya membuat peraturan yang harus ditaati oleh mahasiswa, sementara dia sendiri tidak dapat diganggu gugat ketika melakukan tindakan yang merugikan mahasiswa. Ada suatu cara berfikir yang mengatakan bahwa itu adalah suatu hal yang wajar, karena dosen adalah orang yang akan memberikan ilmu, orang yang sibuk, orang yang dibutuhkan mahasiswa sementara dosen tidak membutuhkan mahasiswa. Bahwa hal tersebut adalah suatu kewajaran. Cara berfikir seperti inilah yang menjadikan mahasiswa sama sekali tidak mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh kampus, padahal salah satu kewajiban selalu diselesaikan, yaitu membayar SPP. Mahasiswa tidak dapat dengan terang melihat bahwa hal tersebut diakibatkan belum demokratisnya penyelenggaraan pendidikan di kampus, korupnya birokrasi kampus, dan belum berpihaknya Negara dan birokrasi kampus terhadap rakyat, terutama mahasiswa.
Hal seperti ini akan menjadikan mahasiswa sama sekali tidak berkembang kemampuannya, terbelakang pola fikirnya, dan akan selalu dilecehkan hak-hak demokratisnya dikampus. Sehingga pada prakteknya mayoritas mahasiswa belum terdorong untuk bergerak dan mengorganisasikan diri guna menuntut hak-hak demokratisnya yang seharusnya dipenuhi oleh birokrasi kampus dan Negara. Mahasiswa lebih banyak asyik ‘menikmati ketertindasannya’, dengan mengatakan : habis, mau apalagi? Inilah, hasil dari sistem pendidikan nasional kita.

Apa tujuan kita berfikir yang benar
Tujuan kita memiliki pola fikir yang benar adalah selain untuk mengetahui realitas yang ada secara terang dan benar, juga yang lebih penting agar kita memilki panduan untuk bergerak, panduan bekerja untuk menuntut hak-hak demokratis kita di kampus dan memperbaiki keadaan ke arah yang lebih baik, yaitu terwujudnya demokratisasi kampus, pendidikan yang terjangkau bagi rakyat yang miskin (anak buruh, anak tani, anak kaum miskin perkotaan), pendidikan yang ilmiah dan mengabdi kepada rakyat, dan terwujudnya demokrasi sejati di Indonesia. Tidak ada gunanya hanya sekedar mengerti bahwa ada suatu permasalahan di kampus dan di masyarakat tanpa kita melakukan apa-apa untuk merubahnya !!!

Lalu, apakah yang menentukan kesadaran sosial sekarang
Kesadaran sosial seseorang ditentukan oleh keadaan sosialnya. Seorang pemilik modal atau kapitalis akan selalu berfikir bagaimana memperbesar keuntungannya karena keadaan sosialnya sebagai pemilik modal yang apabila ingin survive harus menghisap dan mencuri tenaga kaum buruh. Seorang tuan tanah akan berfikir bagaimana mempertahankan kepemilikan tanahnya yang luas dan mendapatkan keuntungannya dari situ, sekalipun harus menindas kaum tani.
Demikian juga dengan mahasiswa. Keadaan sosial mahasiswa dimana mayoritasnya mendapatkan subsidi dari orang tua, orang tua yang berkecukupan, lingkungan keluarga dan sekolah yang individualistis dan belum demokratis, ditambah dia tidak aktif dalam organisasi yang demokratik, akan menciptakan kesadaran mahasiswa yang individual, malas, tidak mau kritis dan tidak mempunyai keberpihakan yang jelas terhadap suatu permasalahan. Bahkan ketika lulus akan menjadi penindas-penindas baru. Karena pada hakikatnya, alam berfikir mahasiswa dilingkupi oleh keinginan untuk memiliki dan menumpuk-numpuk kekayaan secara pribadi, inilah makanya mahasiswa dalam klas-klas sosial masyarakat sering dimasukkan ke dalam golongan borjuis kecil. Apabila si mahasiswa mendapatkan pendidikan yang kritis terhadap realitas, dibesarkan dalam kultur yang demokratis, aktif dalam organsiasi yang konsisten dalam memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan juga rakyat pada umumnya (yaitu FMN), akan menciptakan kesadaran dan tindakan yang maju dan progressif dari si mahasiswa itu sendiri.

Dari mana datangnya pikiran yang benar
Pikiran yang benar tidak datang secara tiba-tiba dari langit. Tidak mungkin sesorang duduk bertapa atau menyendiri di sebuah tempat sepi lalu tiba-tiba mendapat pikiran yang benar. Pikiran yang benar didapatkan dari hasil refleksi manusia atas praktek sosialnya. Praktek sosial yang dimaksud disini adalah praktek berproduksi, perjuangan klas, dan percobaan ilmiah.
·         Praktek berproduksi
Praktek produksi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan primernya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia perlu mendapatkan barang (sumber daya) dari alam. Tidak cukup hanya di situ, tetapi sumber daya alam yang didapatkan harus diolah agar menjadi barang yang dapat digunakan. Inilah yang disebut praktek produksi itu, merubah nilai dan fungsi suatu barang agar dapat digunakan. Praktek produksi ini yang menciptakan ide dan pengetahuan umat manusia. Seorang petani memperoleh pikiran yang benar tentang produksi pertanian setelah dia melakukan praktek bertahun-tahun tentang bercocok tanam, memelihara bibit, dsb. Seorang mahasiswa mendapatkan pikiran yang benar tentang cara mendapatkan nilai yang bagus, setelah terlebih dahulu berpraktek dalam beberapa kali ujian yang diselenggarakan di kampus.
·         Perjuangan klas
Begitu juga kita akan mendapatkan pikiran yang benar apabila kita terlibat langsung di dalam perjuangan umat manusia. Hakikat perjuangan umat manusia untuk mencapai kesejahteraannya adalah perjuangan kelas, karena dalam masyarakat sekarang terdapat kelas-kelas sosial yang selalu bertentangan satu sama lain. Kita akan tahu bagaimana memperjuangkan kepentingan massa mahasiswa apabila kita terjun langsung dalam memperjuangkan hak-hak demokratis mahasiswa. Tanpa terjun langsung ke dalam perjuangan massa mahasiswa, kita tidak akan pernah tahu apa yang menjadi penyebab mahalnya pendidikan, tidak bermutunya pendidikan kita, tidak demokratisnya penyelenggaraan pendidikan, dsb. Hanya dengan terlibat langsung di dalam perjuangan massa mahasiswa-lah kita dapat mengerti hal tersebut dan bagaimana agar tujuan perjuangan kita tercapai.
·         Percobaan ilmiah
Percobaan ilmiah-lah yang akan mengantarkan kita pada suatu kesimpulan bahwa pendapat kita atau dugaan kita terhadap suatu hal adalah benar. Setiap teori yang kita dapatkan di bangku kuliah haruslah kita percaya setelah dapat terwujud dalam kenyataannya. Kalau teori yang menyatakan bahwa ekonomi Pancasila akan mengantarkan kemakmuran adalah salah, maka teori tersebut tidak ilmiah karena tidak terbukti dan harus diganti.

Bagaimana juga dengan pengetahuan?
Pengetahuan manusia juga berasal dari praktek sosial. Prakteklah yang  menciptakan atau melahirkan pengetahuan. Dan prakteklah yang akan menguji apakah pengetahuan yang kita miliki adalah benar dan ilmiah. Oleh karenanya, praktek menempati kedudukan yang penting dan primer. Kalau ingin mendapatkan pengetahuan yang hakiki, maka berprakteklah terlebih dahulu ! Sejarah membuktikan, bahwa setiap penemuan–penemuan atau teori-teori baru, adalah hasil dari sebelumnya berpraktek terlebih dahulu.
Pengetahuan sendiri ada dua tingkat. Pertama pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional.
·         Pengetahuan sensasional
Adalah pengetahuan tentang sesuatu yang sifatnya permukaan, fenomena atau gejala saja. Pengetahuan ini didapatkan dari panca indera. Misalnya bahwa kita melihat bahwa kondisi kampus kita sangat minim failitas. Pengetahuan sensasional hanya tahu bahwa kampus kita sangat minim fasilitas dan belum dapat mengetahui apa penyebab dari minimnya fasilitas tersebut, apa dampaknya terhadap mahasiswa, dsb.
·         Pengetahuan rasional
Pengetahuan rasional sudah lebih dalam, membahas isi dan hakikatnya. Artinya kita menganalisa mengapa kampus kita sangat minim fasilitas. Dari hasil pengamatan kita, lalu kita melakukan penyelidikan sosial (investigasi), melakukan penyimpulan-penyimpulan yang dipandu teori, lalu mengujinya pada percobaan ilmiah atau praktek. Dari hasil tersebut, maka kita mengetahui bahwa minimnya fasilitas kampus karena kampus yang kurang dana, Kekurangan dana tersebut karena subsidi untuk pendidikan dicabut terus menerus dan anggarannya dikorupsi oleh pemerintah. Hal tersebut akibat dari pemerintah yang lebih mementingkan untuk membayar hutang terhadap pihak asing, dimana sebenarnya hutang merupakan skema intervensi dan penguasaan secara ekonomi dan politik terhadap Negara kita. Inilah penjajahan gaya baru, atau imperialisme itu. Jadi, dalam hal ini pemerintah masih menjadi kaki tangan pihak asing, atau disebut komprador. Jadi, ada hubungan antara minimnya fasilitas kampus kita dengan imperialisme. Ada suatu saling hubungan antara kondisi suatu materi dengan masteri yang lain. Inilah pengetahuan yang rasional, yaitu ilmiah dan objektif.
Sumber pengetahuan ada yang kita dapatkan secara langsung ada yang tidak langsung. Pengetahuan yang langsung yaitu dari hasil praktek sosial kita sendiri. Sedangkan pengetahuan tidak langsung dari hasil refleksi atau kita mendengar, melihat atau membaca serta menganalisa hasil praktek dari orang lain. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui pengorgansiasian yang benar, maka kita merefleksikan kerja pengorgansasian kita terdahulu. Inilah yang kita sebut dengan pengetahuan yang langsung, yaitu pengetahuan yang didapatkan dari hasil praktek kita sendiri.  Pengetahun yang tidak langsung kita dapatkan setelah kita membaca buku atau tulisan yang ditulis oleh sesorang tentang pengorganisasian. Tentu, sumber pengetahuan langsung lebih utama dari sumber pengetahuan tak langsung.

Jadi, apa yang dimaksud dengan cara berfikir yang benar?
Cara berfikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan yang kongkret, tidak berfikir sesuai dengan keinginan atau pikiran sendiri yang sifatnya subyektif, karena pada dasarnya ide atau pikiran berasal dari materi atau kenyataan. Ada beberapa prinsip yang penting dan menjadi dasar dalam berfikir yang benar, yaitu :
1.      Antara satu hal dengan hal yang lainnya memiliki saling hubungan yang kongkret. Tidak bisa dipisahkan antara kondisi di suatu tempat dengan kondisi di lain tempat. Misalnya, mahalnya biaya pendidikan di kampus kita, mempunyai hubungan dengan kebijakan negara yang mencabut subsidi untuk pendidikan. Negara mencabut subsidi pendidikan karena desakan dari negara imperialis seperti AS untuk meliberalisasi (menswastakan) pendidikan. Jadi, ada hubungan yang kongkret antara mahalnya biaya pendidikan di kampus kita dengan imperialisme.
2.      Segala sesuatu selalu dalam keadaan yang berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berarti segala sesuatu pasti berubah, tidak ada yang kekal, sama dan diam. Seperti manusia yang mengalami perubahan, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan meninggal.
3.      Perubahan atau perkembangan bergerak ke arah yang lebih maju dan bersegi hari depan. Perkembangan tidak akan bergerak mundur, atau kita mengharapkan kembali pada masa yang lalu, dengan kondisi yang sama.
4.      Perubahan atau perkembangan sesuatu ditentukan oleh faktor dalam atau kekuatan internal. Bukanlah faktor luar yang menentukan perubahan. Sebuah telur berubah menjadi anak ayam karena pergerakan unsur-unsur kehidupan yang ada di dalam putih dan kuning telur. Keberhasilan perjuangan FMN di kampus dalam memperjuangkan hak-hak demokratis mahasiswa bukanlah ditentukan oleh dosen, rektor, gubernur, atau menteri, tetapi oleh kekuatan massa pemuda-mahasiswa yang terhimpun dalam FMN ! Keberhasilan rakyat Indonesia dalam menghancurkan sisa-sisa feodalisme dan mengusir imperialisme adalah hasil dari kekuatan internal rakyat Indonesia itu sendiri !

Bagaimana agar kita dapat memiliki cara berfikir yang benar?
1.      Terlibat langsung dalam praktek sosial.
      Jika kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang persoalan mahasiswa dan sistem pendidikan, maka kita harus terlibat langsung dalam kehidupan dan perjuangan pemuda-mahasiswa.
2.      Membangun tradisi penyelidikan sosial.
      Jika kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang kenyataan maka kita harus mau untuk menyelidiki kenyataan sosial yang ada. Jika kita ingin mengetahui bagaimana kondisi pendidikan di kampus, maka kita harus melakukan penyelidikan (investigasi) terlebih dahulu.
3.      Membiasakan diri untuk berfikir hati-hati dan dari banyak segi tentang segala sesuatu.

Bagaimana agar kita dapat bekerja dengan benar

Hal lainnya adalah keteladanan dalam melakukan pekerjaan. Apabila FMN di suatu kampus tetap secara konsisten dalam memperjuangkan kepentingan mahasiswa, maka mahasiswa di kampus kita dan di kampus lain pasti akan mendukung dan tertarik untuk bergabung bersama FMN.

 


 [pp1]bung ditambah bagaimana melakukan analisa dari hal konkrit menuju yang onkrit