Mengapa Penting bagi kita untuk memiliki dan mempraktekkan cara berfikir
dan bekerja yang benar?
Cara
berfikir yang benar akan menjadikan kita mampu untuk mengerti dan memahami
kebenaran dari kenyataan. Cara berfikir yang benar akan membuat kita memiliki
panduan bekerja yang tepat sehingga pada akhirnya kita dapat bekerja dengan
benar. Cara berfikir yang belum benar menjadikan kita tidak dapat memahami
secara sebenar-benarnya kenyataan dari persoalan yang dihadapi.
Misalnya, ada suatu permasalahan di kampus mengenai dosen yang seenaknya membuat
peraturan yang harus ditaati oleh mahasiswa, sementara dia sendiri tidak dapat
diganggu gugat ketika melakukan tindakan yang merugikan mahasiswa. Ada suatu
cara berfikir yang mengatakan bahwa itu adalah suatu hal yang wajar, karena
dosen adalah orang yang akan memberikan ilmu, orang yang sibuk, orang yang
dibutuhkan mahasiswa sementara dosen tidak membutuhkan mahasiswa. Bahwa hal
tersebut adalah suatu kewajaran. Cara berfikir seperti inilah yang menjadikan
mahasiswa sama sekali tidak mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh kampus,
padahal salah satu kewajiban selalu diselesaikan, yaitu membayar SPP. Mahasiswa
tidak dapat dengan terang melihat bahwa hal tersebut diakibatkan belum
demokratisnya penyelenggaraan pendidikan di kampus, korupnya birokrasi kampus,
dan belum berpihaknya Negara dan birokrasi kampus terhadap rakyat, terutama
mahasiswa.
Hal seperti ini akan menjadikan mahasiswa sama
sekali tidak berkembang kemampuannya, terbelakang pola fikirnya, dan akan
selalu dilecehkan hak-hak demokratisnya dikampus. Sehingga pada prakteknya
mayoritas mahasiswa belum terdorong untuk bergerak dan mengorganisasikan diri
guna menuntut hak-hak demokratisnya yang seharusnya dipenuhi oleh birokrasi
kampus dan Negara. Mahasiswa lebih banyak asyik ‘menikmati ketertindasannya’,
dengan mengatakan : habis, mau apalagi? Inilah, hasil dari sistem pendidikan
nasional kita.
Apa tujuan kita berfikir yang benar
Tujuan kita memiliki pola fikir yang benar
adalah selain untuk mengetahui realitas yang ada secara terang dan benar,
juga yang lebih penting agar kita memilki panduan untuk bergerak, panduan
bekerja untuk menuntut hak-hak demokratis kita di kampus dan memperbaiki
keadaan ke arah yang lebih baik, yaitu terwujudnya demokratisasi kampus,
pendidikan yang terjangkau bagi rakyat yang miskin (anak buruh, anak tani, anak
kaum miskin perkotaan), pendidikan yang ilmiah dan mengabdi kepada rakyat, dan
terwujudnya demokrasi sejati di Indonesia. Tidak ada gunanya hanya sekedar
mengerti bahwa ada suatu permasalahan di kampus dan di masyarakat tanpa kita
melakukan apa-apa untuk merubahnya !!!
Lalu, apakah yang menentukan kesadaran sosial sekarang
Kesadaran sosial seseorang ditentukan oleh
keadaan sosialnya. Seorang
pemilik modal atau kapitalis akan selalu berfikir bagaimana memperbesar
keuntungannya karena keadaan sosialnya sebagai pemilik modal yang apabila ingin
survive harus menghisap dan mencuri tenaga kaum buruh. Seorang tuan
tanah akan berfikir bagaimana mempertahankan kepemilikan tanahnya yang luas dan
mendapatkan keuntungannya dari situ, sekalipun harus menindas kaum tani.
Demikian juga dengan mahasiswa. Keadaan sosial mahasiswa
dimana mayoritasnya mendapatkan subsidi dari orang tua, orang tua yang
berkecukupan, lingkungan keluarga dan sekolah yang individualistis dan belum
demokratis, ditambah dia tidak aktif dalam organisasi yang demokratik, akan
menciptakan kesadaran mahasiswa yang individual, malas, tidak mau kritis dan
tidak mempunyai keberpihakan yang jelas terhadap suatu permasalahan. Bahkan
ketika lulus akan menjadi penindas-penindas baru. Karena pada hakikatnya, alam
berfikir mahasiswa dilingkupi oleh keinginan untuk memiliki dan menumpuk-numpuk
kekayaan secara pribadi, inilah makanya mahasiswa dalam klas-klas sosial
masyarakat sering dimasukkan ke dalam golongan borjuis kecil. Apabila si
mahasiswa mendapatkan pendidikan yang kritis terhadap realitas, dibesarkan dalam
kultur yang demokratis, aktif dalam organsiasi yang konsisten dalam
memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan juga rakyat pada umumnya (yaitu FMN),
akan menciptakan kesadaran dan tindakan yang maju dan progressif dari si
mahasiswa itu sendiri.
Dari mana datangnya pikiran yang benar
Pikiran yang benar tidak datang secara
tiba-tiba dari langit. Tidak
mungkin sesorang duduk bertapa atau menyendiri di sebuah tempat sepi lalu
tiba-tiba mendapat pikiran yang benar. Pikiran yang benar didapatkan dari
hasil refleksi manusia atas praktek sosialnya. Praktek sosial yang dimaksud
disini adalah praktek berproduksi, perjuangan klas, dan percobaan ilmiah.
·
Praktek
berproduksi
Praktek produksi adalah usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhan primernya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia perlu
mendapatkan barang (sumber daya) dari alam. Tidak cukup hanya di situ, tetapi
sumber daya alam yang didapatkan harus diolah agar menjadi barang yang dapat
digunakan. Inilah yang disebut praktek produksi itu, merubah nilai dan fungsi
suatu barang agar dapat digunakan. Praktek produksi ini yang menciptakan ide
dan pengetahuan umat manusia. Seorang petani memperoleh pikiran yang benar
tentang produksi pertanian setelah dia melakukan praktek bertahun-tahun tentang
bercocok tanam, memelihara bibit, dsb. Seorang mahasiswa mendapatkan pikiran
yang benar tentang cara mendapatkan nilai yang bagus, setelah terlebih dahulu
berpraktek dalam beberapa kali ujian yang diselenggarakan di kampus.
·
Perjuangan
klas
Begitu juga kita akan mendapatkan pikiran yang
benar apabila kita terlibat langsung di dalam perjuangan umat manusia. Hakikat
perjuangan umat manusia untuk mencapai kesejahteraannya adalah perjuangan
kelas, karena dalam masyarakat sekarang terdapat kelas-kelas sosial yang selalu
bertentangan satu sama lain. Kita akan tahu bagaimana memperjuangkan
kepentingan massa mahasiswa apabila kita terjun langsung dalam memperjuangkan
hak-hak demokratis mahasiswa. Tanpa terjun langsung ke dalam perjuangan massa
mahasiswa, kita tidak akan pernah tahu apa yang menjadi penyebab mahalnya
pendidikan, tidak bermutunya pendidikan kita, tidak demokratisnya
penyelenggaraan pendidikan, dsb. Hanya dengan terlibat langsung di dalam
perjuangan massa mahasiswa-lah kita dapat mengerti hal tersebut dan bagaimana
agar tujuan perjuangan kita tercapai.
·
Percobaan
ilmiah
Percobaan ilmiah-lah yang akan mengantarkan
kita pada suatu kesimpulan bahwa pendapat kita atau dugaan kita terhadap suatu
hal adalah benar. Setiap teori yang kita dapatkan di bangku kuliah haruslah
kita percaya setelah dapat terwujud dalam kenyataannya. Kalau teori yang
menyatakan bahwa ekonomi Pancasila akan mengantarkan kemakmuran adalah salah,
maka teori tersebut tidak ilmiah karena tidak terbukti dan harus diganti.
Bagaimana juga dengan pengetahuan?
Pengetahuan manusia juga berasal dari praktek
sosial. Prakteklah yang menciptakan atau
melahirkan pengetahuan. Dan
prakteklah yang akan menguji apakah pengetahuan yang kita miliki adalah benar
dan ilmiah. Oleh karenanya, praktek menempati kedudukan yang penting dan
primer. Kalau ingin mendapatkan pengetahuan yang hakiki, maka berprakteklah
terlebih dahulu ! Sejarah membuktikan, bahwa setiap penemuan–penemuan atau
teori-teori baru, adalah hasil dari sebelumnya berpraktek terlebih dahulu.
Pengetahuan sendiri ada dua tingkat. Pertama
pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional.
·
Pengetahuan
sensasional
Adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang sifatnya permukaan, fenomena atau gejala saja. Pengetahuan ini
didapatkan dari panca indera. Misalnya bahwa kita melihat bahwa kondisi kampus
kita sangat minim failitas. Pengetahuan sensasional hanya tahu bahwa kampus
kita sangat minim fasilitas dan belum dapat mengetahui apa penyebab dari
minimnya fasilitas tersebut, apa dampaknya terhadap mahasiswa, dsb.
·
Pengetahuan
rasional
Pengetahuan rasional sudah lebih
dalam, membahas isi dan hakikatnya. Artinya kita menganalisa mengapa kampus
kita sangat minim fasilitas. Dari hasil pengamatan kita, lalu kita melakukan
penyelidikan sosial (investigasi), melakukan penyimpulan-penyimpulan yang
dipandu teori, lalu mengujinya pada percobaan ilmiah atau praktek. Dari hasil
tersebut, maka kita mengetahui bahwa minimnya fasilitas kampus karena kampus
yang kurang dana, Kekurangan dana tersebut karena subsidi untuk pendidikan
dicabut terus menerus dan anggarannya dikorupsi oleh pemerintah. Hal tersebut
akibat dari pemerintah yang lebih mementingkan untuk membayar hutang terhadap
pihak asing, dimana sebenarnya hutang merupakan skema intervensi dan penguasaan
secara ekonomi dan politik terhadap Negara kita. Inilah penjajahan gaya baru,
atau imperialisme itu. Jadi, dalam hal ini pemerintah masih menjadi kaki tangan
pihak asing, atau disebut komprador. Jadi, ada hubungan antara minimnya
fasilitas kampus kita dengan imperialisme. Ada suatu saling hubungan antara
kondisi suatu materi dengan masteri yang lain. Inilah pengetahuan yang
rasional, yaitu ilmiah dan objektif.
Sumber pengetahuan ada yang kita dapatkan
secara langsung ada yang tidak langsung. Pengetahuan yang langsung yaitu dari
hasil praktek sosial kita sendiri. Sedangkan pengetahuan tidak langsung dari
hasil refleksi atau kita mendengar, melihat atau membaca serta menganalisa
hasil praktek dari orang lain. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui pengorgansiasian
yang benar, maka kita merefleksikan kerja pengorgansasian kita terdahulu.
Inilah yang kita sebut dengan pengetahuan yang langsung, yaitu pengetahuan yang
didapatkan dari hasil praktek kita sendiri.
Pengetahun yang tidak langsung kita dapatkan setelah kita membaca buku
atau tulisan yang ditulis oleh sesorang tentang pengorganisasian. Tentu, sumber
pengetahuan langsung lebih utama dari sumber pengetahuan tak langsung.
Jadi, apa yang dimaksud dengan cara berfikir yang benar?
Cara berfikir yang benar adalah cara berfikir
yang sesuai dengan kenyataan yang kongkret, tidak berfikir sesuai dengan
keinginan atau pikiran sendiri yang sifatnya subyektif, karena pada dasarnya ide atau pikiran berasal
dari materi atau kenyataan. Ada beberapa prinsip yang penting dan menjadi dasar
dalam berfikir yang benar, yaitu :
1. Antara satu hal dengan hal yang lainnya
memiliki saling hubungan yang kongkret. Tidak bisa dipisahkan antara kondisi di
suatu tempat dengan kondisi di lain tempat. Misalnya, mahalnya biaya pendidikan
di kampus kita, mempunyai hubungan dengan kebijakan negara yang mencabut
subsidi untuk pendidikan. Negara mencabut subsidi pendidikan karena desakan
dari negara imperialis seperti AS untuk meliberalisasi (menswastakan)
pendidikan. Jadi, ada hubungan yang kongkret antara mahalnya biaya pendidikan
di kampus kita dengan imperialisme.
2. Segala sesuatu selalu dalam keadaan yang
berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berarti segala sesuatu
pasti berubah, tidak ada yang kekal, sama dan diam. Seperti manusia yang
mengalami perubahan, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan meninggal.
3. Perubahan atau perkembangan bergerak ke arah
yang lebih maju dan bersegi hari depan. Perkembangan tidak akan bergerak
mundur, atau kita mengharapkan kembali pada masa yang lalu, dengan kondisi yang
sama.
4. Perubahan atau perkembangan sesuatu ditentukan
oleh faktor dalam atau kekuatan internal. Bukanlah faktor luar yang menentukan
perubahan. Sebuah telur berubah menjadi anak ayam karena pergerakan unsur-unsur
kehidupan yang ada di dalam putih dan kuning telur. Keberhasilan perjuangan FMN
di kampus dalam memperjuangkan hak-hak demokratis mahasiswa bukanlah ditentukan
oleh dosen, rektor, gubernur, atau menteri, tetapi oleh kekuatan massa
pemuda-mahasiswa yang terhimpun dalam FMN ! Keberhasilan rakyat Indonesia dalam
menghancurkan sisa-sisa feodalisme dan mengusir imperialisme adalah hasil dari
kekuatan internal rakyat Indonesia itu sendiri !
Bagaimana agar kita dapat memiliki cara berfikir yang benar?
1. Terlibat langsung dalam praktek sosial.
Jika kita
ingin memiliki pikiran yang benar tentang persoalan mahasiswa dan sistem
pendidikan, maka kita harus terlibat langsung dalam kehidupan dan perjuangan
pemuda-mahasiswa.
2. Membangun tradisi penyelidikan sosial.
Jika kita ingin memiliki pikiran yang
benar tentang kenyataan maka kita harus mau untuk menyelidiki kenyataan sosial
yang ada. Jika kita ingin mengetahui bagaimana kondisi pendidikan di kampus,
maka kita harus melakukan penyelidikan (investigasi) terlebih dahulu.
3. Membiasakan diri untuk berfikir hati-hati dan
dari banyak segi tentang segala sesuatu.
Bagaimana agar kita dapat bekerja dengan benar
Hal
lainnya adalah keteladanan dalam melakukan pekerjaan. Apabila FMN di suatu
kampus tetap secara konsisten dalam memperjuangkan kepentingan mahasiswa, maka
mahasiswa di kampus kita dan di kampus lain pasti akan mendukung dan tertarik
untuk bergabung bersama FMN.
[pp1]bung ditambah bagaimana melakukan analisa dari hal konkrit menuju
yang onkrit
No comments:
Post a Comment