Sulasmi Rasyid
PANDEMI virus corona atau covid 19 saat ini menghebohkan dunia. Sebuah musibah yang amat dahsyat ini mengusik penghuni bumi yang jumlahnya sekitar 7,7 miliar orang yang tersebar diberbagai negara dibeberapa benua. Dari jumlah penduduk dunia ini, China merupakan negara yang paling besar jumlahnya yakni mencapai sekitar 1,4 miliar jiwa, disusul negara kedua adalah India dengan populasi lebih dari 1,3 miliar jiwa, kemudian ada Amerika Serikat dengan jumlah 330 juta jiwa dan keempat Indonesia dengan populasi terbaru mencapai angka 272 juta jiwa di tahun 2020.
Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus ( SARS – CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID -19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut sampai kematian.
Virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular kemanusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak – anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil maupun ibu menyusui.
Akhir Desember 2019, Covid-19 ini ditemukan disalah satu kota di Cina yakni kota Wuhan,. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan beberapa negara termasuk Indonesia.
Covid-19 atau virus corona, belum ditemukan vaksin yang tepat untuk mencegahnya. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan seseorang terkena atau terinfeksi virus ini. Beberapa upaya untuk menghindarinya adalah dengan cara menghindari bepergian ketempat-tempat umum yang ramai pengunjung ( social distancing ), Menggunakan masker saat beraktifitas ditempat umum dan keamaian, rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menghindari utuk tidak menyentuh mata, mulut, hidung sebelum mencuci tangan, Menghindari kontak dengan hewan terutama hewan liar, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, menghindari orang yang sedang sakit demam, batuk dan pilek, serta menjaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melalaui akun BNPB Indonesia, bahwa tertanggal 26 Maret 2020 Angka positif Covid-19 mencapai 790 orang, meninggal dunia 78 orang dan yang dinyatakan sembuh, total 35 orang.
Dari data yang disebutkan tersebut, sangat wajar jika pemerintah melakukan berbagai upaya konkrit dalam menangani covid-19 ini. Hal ini harus dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban di Indonesia.
Dalam lingkup yang lebih sempit, Sulawesi Selatan tertanggal 26 maret 2020, tercatat data kasus positif covid-19 berjumlah 27 orang, sementara sehari sebelumnya hanya tercatat 13 orang. Sehingga kasus positif dalam sehari bertambah 14 orang. Secara jumlah pertambahan kasus positif corona di Sulsel terbesar kedua dari DKI Jakarta, namun persentase penambahan kasus di Sul Sel terbesar di Indonesia.
Melihat realitas yang ada, Pemerintah Propinsi Sul Sel yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah Daerah telah melakukan upaya nyata dalam meminimalisir hal ini. Dengan dikeluarkannya surat Edaran Gubernur Sul – Sel tentang Himbauan kepada masyarakat di Propinsi Sulawesi Selatan terkait pencegahan Penularan Corona Virus Disease ( Covid-19) tertanggal 16 Maret yang intinya upaya menghindari kegiatan yang dapat memicu penyebaran viris corona. Salah satu item dalam edaran tersebut menyebutkan bahwa aktivitas belajar di Sekolah dipindahkan kerumah. Mulai dari tingkatan Universitas sampai pada jenjang PAUD.
Dengan demikian, seluruh siswa mulai dari jenjang PAUD hingga SMA tidak lagi diperkenankan melaksanakan pembelajaran disekolah akan tetapi dipindahkan kerumah masing-masing siswa.
Sesuai dengan data DAPODIK, jumlah peserta didik di Sulawesi Selatan, mulai jenjang SD hingga SMA sebanyak 1.529.991, yang terdiri dari 778.181 laki-laki dan 751.810 merupakan perempuan. Ini berarti bahwa sebanyak 1,5 juta lebih siswa di Sulawesi Selatan mau tidak mau harus rela mengikuti proses pembelajaran dirumah. Ini bukanlah angka yang kecil untuk sebuah kelompok belajar.
Hal ini tentu bukan hal yang gampang untuk mewujudkannya, mengingat model dan teknik pembelajaran yang akan diterapkan sangat beragam sesuai dengan kompetensi guru, media pembelajaran serta hal-hal lain yang mendukung kegiatan pembelajaran.
Apalagi proses pembelajaran seperti ini tidak ada perencanaan yang matang sebelumnya, mengingat hal ini terjadi serba tiba-tiba. Inilah tantangan terbesar yang dihadapi oleh guru untuk tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berbasis online atau daring.
Guru yang senantiasa memberikan materi kepada siswa dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan interaksi dengan siswa melalui media online. Ini tentu bertujuan untuk menarik perhatian siswa agar bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Namun tak dapat dipungkiri, separuh dari guru yang ada belum mampu untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran online atau daring ini.
Banyak faktor yang menjadi penyebab diantaranya kemampuan Guru kita memang belum terlalu cakap menggunakan Teknologi Informasi dalam melakukan pembelajaran, Sarana dan Prasarana baik yang dimiliki oleh guru dirumah maupun sarana dan prasarana siswa di rumah masing-masing, serta faktor jaringan internet yang belum tersentuh dalam wilayah tertentu.
Terlepas dari itu, mahalnya biaya internet yang harus ditanggung oleh masing-masing peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran online atau daring ini, Meski banyak pihak ketiga yang memberi fasilitas pembelajaran, namun karena ini terkesan dadakan maka guru dan siswa masih kurang maksimal memanfaatkannya.
Guru dalam keluarga, Orang tua diharapkan bersinergi dengan Guru disekolah untuk bersama sama membina dan mendidik anaknya dirumah. Anak-anak diliburkan tidak untuk liburan, tetapi diliburkan hanya untuk mencegah aktifitas sosial yang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran virus corona. Anak sekolah diliburkan tetap dituntut untuk belajar dirumah dengan mengikuti pembelajaran online yang dilaksanakan pihak sekolah. Orang tua diharapkan berperan aktif dalam hal ini, Minimal Pengawasan yang aktif terhadap kegiatan anak di rumah selama masa tanggap covid-19 ini berlangsung.
Guru dalam keluarga, Orang tua diharapkan bersinergi dengan Guru disekolah untuk bersama sama membina dan mendidik anaknya dirumah. Anak-anak diliburkan tidak untuk liburan, tetapi diliburkan hanya untuk mencegah aktifitas sosial yang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran virus corona. Anak sekolah diliburkan tetap dituntut untuk belajar dirumah dengan mengikuti pembelajaran online yang dilaksanakan pihak sekolah. Orang tua diharapkan berperan aktif dalam hal ini, Minimal Pengawasan yang aktif terhadap kegiatan anak di rumah selama masa tanggap covid-19 ini berlangsung.
Sinergitas anatara orangtua, siswa dan guru menjadi penentu keberhasilan dalam mengelolah proses pembelajaran siswa selama masa social distance ini. Jangan ada sekat diantara mereka.
Dalam mengatasi hal ini, peran orang tua dirumah sangatlah dibutuhkan. Waktu yang tersedia untuk menemani peserta didik dirumah cukup banyak. Mengingat orang tua pun dihimbau untuk tetap berada dirumah dan mengurangi aktifitas diluar rumah. Guru terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa kembali kepada pendidikan keluarga. Orang tua dituntut menjadi Guru terhadap anak mereka sendiri, meski hal itu memang sudah menjadi fitrah sebagai orang tua. Artinya, tugas guru disekolah diserahkan kepada keluarga atau orang tua dirumah, meskipun masih dalam pengawasan tenaga pengajar atau guru.
Sebagai harapan kita semua, semoga musibah ini bisa kita lewati bersama dan cepat berakhir, sehingga kita dapat beraktifitas, berkreatifitas secara totalitas, dengan lebih mengedepankan etika, estetika dan logika kita sebagai insan akademika. (*)
Lamuru, 26 Maret 2020
Penulis : Sulasmi Rasyid
Pemerhati Pendidikan
Penulis : Sulasmi Rasyid
Pemerhati Pendidikan
No comments:
Post a Comment