Tuesday, April 27, 2021

Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya SMP Negeri 3 lamuru

 

MODUL 3.2.a.7

Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Oleh : Sulasmi Rasyid

CGP Kabupaten Bone angkatan 1

 

 Setiap sekolah pasti memiliki kekuatan aset yang berbeda-beda. Kali ini saya Sulasmi Rasyid  sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Bone  akan memetakan sendiri 7 Aset Sumber Daya yang di sekolah saya yaitu SMP Negeri 3 Lamuru. Tujuan dari pemetaan aset ini adalah agar sekolah mampu memaksimalkan sumber daya yang ada tersebut untuk membantu dalam proses belajar di sekolah. Saya akan memetakan sumber daya tersebut berdasarkan modal manusia (kepsek, guru dan murid), modal sosial,  modal fisik (gedung dan fasilitas), modal alam (letak dan lokasi), modal politik (hubungan dengan instansi terkait), modal finansial dan modal agama dan budaya.

1.      Modal Manusia

Modal manusia yang ada di sekolah saya adalah memiliki guru yang sudah S1 dan S2, guru di sekolah saya bisa berkolaborasi antar sesama, baik ssesama guru maupun dengan siswa dalam proses pembelajaran . siswa berfikir kritis dan kreatif dalam belajar. Selain itu rata-rata guru sudah bisa menggunakan IT dengan baik. Bahkan salah seorang rekan guru saya merupakan instruktur nasional dalam pengembangan penggunaan Microsoft 365. Semua guru terbiasa berkolaborasi sehingga apabila ada guru yang kurang mampu maka guru lain akan membantu sehingga timbul sikap saling tolong-menolong antar guru. Kami di sekolah juga kompak dalam melaksanakan kegiatan. Antar guru tidak memiliki sekat atau istilah terkotak kotak. Semua guru sama dan tidak ada bedanya antara yang PNS dengan yang Honor. Setiap ada masalah kami selalu menyelesaikan dengan diskusi terbuka. Inilah yang menjadi kekuatan kami dari modal manusia.

 

2.      Modal Sosial

Modal sosial dari dulu yang ada di sekolah saya adalah memiliki rasa empati yang tinggi. Ini terbukti dengan kegesitan guru untuk datang menjenguk ke rumah guru atau siswa yang sedang mendapatkam musibah. Kami selalu cepat dan tanggap untuk segera mengumpukan sumbangan atau bahan makanan apabila ada kemalangan yang menimpa warga sekolah. Kami juga selalu membantu apabila ada guru yang menikah atau pesta. Biasanya kami para guru membantu dalam menyambut tamu yang datang.

Selain itu hubungan dengan berbagai pihak tetap terjalin dengan baik, apakah itu pemerintah setempat, pihak kepolisian, kesehatan, Majelis Ulama Indonesia serta dari perguruan tinggi. Hali ini membuat sekolah kami sering melakukan kegiatan kerjasama dengan pihak pihak yang ada untuk membangun sinergitas dengan sekolah

( Aksi Sosial, Memberikan bantuan kepada warga sekitar yang ditimpa musibah )

 

3.      Modal Fisik

Gedung di sekolah saya sudah cukup layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Kami memiliki 8 ruangan belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 perpustakaan, 6 buah toilet siswa dan 1 mushalla yang masih sangat sederhana. Selain itu Laboratorium IPA juga sudah tersedia. Dalam proses belajar kami sudah menggunakan 1 shif dimana proses pembelajaran berlangsung dari pagi sampai siang hari. Dampak dari kekuatan modal fisik ini adalah sekolah kami banyak diminati oleh wali murid yang berada di sekitar sekolah.

 

4.      Modal Lingkungan Alam

Lokasi sekolah saya berada sebuah daerah perbatasan, yang disekitarnya dikelilingi oleh kebun masyarakat.  Keadaan yang tenang dan jauh dari kebisingan kendaraan membuat sekolah saya sangat nyaman dalam belajar karena tak ada suaran bising yang mengganggu proses belajar. Siswa juga terbiasa diajak untuk belajar di alam. Saya sering mengajak anak ke lingkungan sekitar misalnya pada kegiatan mencangkok tanaman. Saya langsung membawa siswa ke kebun dan siswa secara berkelompok mencangkok tanaman tersebut. Berada di lingkungan sekolah yang asri membuat guru tak canggung membawa siswa ke luar lingkungan kelas.  Inilah yang menjadi kekuatan sekolah saya dari segi modal alam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


( Pembelajaran dengan media bahan alam )

 

5.      Modal Finansial

Dari segi modal finansial kami setiap tahun mendapatkan bantuan DAK dari Dinas Pendidikan jkabupaten Bone. Sudah 2 tahun kami selalu dapat bantuan perbaikan atau rekap ruang kelas. Pada tahun 2018 kami mendapatkan bantuan pembangunan 2 ruangan kelas, 2019 kami mendapatkan bantuan pembangunan Laboratorium IPA. Sekarang kami sedang memasukan proposal untuk mendapatkan bantuan rehab 3 kelas lagi karena lantai kelas banyak yang retak

Sumber keuangan utama dari sekolah kami adalah dari APBN melalui transfer Dana BOS, selain itu sumber lain juga biasa kai terima dari unsure komite Sekolah

 

6.      Modal Politik

SMP negeri 3 Lamuru, yang berlokasi didaerah pedesaaan cenderung mempunyai guru yang masih sedarah atau mempunyai hubungan kekerabatan yang masih kental. Oleh karena itu, sikap kekeluargaan masih sangat erat. Hal ini berdampak pada system tatanan disekolah yang memberikan rasa dan hak demokrasi yang sangat tinggi. Tak ada diskriminasi dan kesewenang wenangan dari pimpinan sekolah.

Karena hal ini pula setiap ada kegiatan selalu diputuskan secara bersama sama, semua pihak mempunyai hak dan kewajiban masing masing. Setiap orang diberikan kesempatan yang sama dalam bebrbagai kegiatan dan aktifitas disekolah maupun diluar sekolah

Selain itu hubungan dengan berbagai pihak tetap terjalin dengan baik, apakah itu pemerintah setempat, pihak kepolisian, kesehatan, Majelis Ulama Indonesia serta dari perguruan tinggi. Hali ini membuat sekolah kami sering melakukan kegiatan kerjasama dengan pihak pihak yang ada untuk membangun sinergitas dengan sekolah

( Penyuluhan Pengelolan Sampah kerjasama dengan Akademi teknik Industri Makassar )

 

7.      Modal agama dan Budaya

Siswa kami semuanya  bergama Islam. Sehingga banyak kegiatan kesiswaan juga dipadukan dengan kegiatan keagamaan. Hal ini juga menjadi modal sekolah saya untuk melakukan aktifitas keagamaan secara bebas dan merasa aman dan nyaman.

Untuk budaya juga seperti itu. Mayoritas siswa adalah bersuku Bugis, shingga tidak ada budaya lain yang mencampur. Hal ini menguatkan siswa dalam melakukan aktifitas ekstra dalam bidang budaya.

( Aksi Budaya, Dalam kegiatan Lomba Budaya yang diselenggarakan oleh Microsft Indonesia)



.

 

 

 




 

No comments:

Post a Comment